Kue semprong atau semprongan adalah jenis kue kering yang kerap menjadi oleh-oleh. Kue berbentuk pipa silinder tipis dengan cita rasa khas dan unik itu tetap eksis menjadi buah tangan yang diburu dari Klaten.
Salah satu yang melestarikan keberadaan kue itu, Suharti (85), warga Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Sudah lebih dari 5 dekade, kue itu diproduksinya secara tradisional.
Berbahan tepung beras, santan, gula, mentega, telur, dan kayu manis yang dipanaskan menjadikan kue semprongan renyah di lidah. Tak heran saat momen menjelang Lebaran kue tersebut selalu diburu.
"Ini sudah ramai dipesan sejak awal puasa. Ada yang pesan dua kilogram sampai tiga kilogram tapi belum pada diambil, nanti mendekati Lebaran sudah habis," ungkap Suharti pada detikJateng di rumahnya, depan balai Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Jumat (15/4/2022).
Suharti menyebut kue semprongan berbeda dengan egg roll yang jamak di masyarakat. Kue semprongan menggunakan tepung beras dan campuran telurnya tidak sebanyak egg roll.
"Kalau egg roll itu banyak telur tapi ini tidak, dan menggunakan tepung beras. Jadi renyah rasanya lebih lama karena telur tidak terlalu banyak," ungkap Suharti.
Suharti menyebut kue semprongan ini sudah dibuatnya sejak 50 tahun lalu. Dia menyebut resep kue semprongan itu pun dia dapatkan dari kreasinya sendiri.
"Ini akal-akalan saya sendiri. Dulu kan ada kue sermier yang bulat tapi terlalu manis, kemudian saya buat seperti semprong ini," ungkap Suharti.
Semprong kue renyah dari Klaten ini laris manis diburu saat Lebaran Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
|
Di musim Lebaran, lanjut Suharti, merupakan momen paling ramai pesanan. Terutama untuk dibawa para pemudik balik ke kota-kota besar di Indonesia.
"Ini untuk oleh-oleh ke mana-mana, ada ke Jakarta, Bali, Kalimantan dan lainnya. Orang dari jauh-jauh yang beli untuk dibawa balik," ucap Suharti.
Di luar momen Lebaran, Suharti mengaku tetap memproduksi kue semprongan meskipun tidak banyak. Paling banter dua kilogram satu hari.
"Tidak Lebaran paling dua kilogram, ditambah kalau ada pesanan. Dua kali lebaran saat COVID juga tetap ada pesanan meskipun tidak banyak," sebut Suharti.
Suharti pun menjual semprongannya tidak mahal. Dia menjual satu kemasan semprong seberat setengah kilogram seharga Rp 35 ribu.
"Satu plastik isinya setengah kilogram dengan harga Rp 35.000 saja. Di sini (Sidowayah) kini tinggal saya sendiri yang buat, kalau egg roll ada beberapa," tambah Suharti.
Terpisah, Direktur Bumdesa Sinergi Desa Sidowayah, Hartoyo mengatakan di desanya untuk produksi kue semprongan tinggal satu. Namun untuk egg roll ada beberapa UMKM.
"Semprongan setahu saya tinggal satu tapi kalau egg roll ada beberapa UKM yang produksi. Bumdesa sudah mencoba memberdayakan," ujar Hartoyo pada detikJateng.
Hartoyo menyebut Bumdesa mencoba mempromosikan kue produk desanya ke luar. Sebab selama ini hanya skala lokal saja.
"Jadi kita coba kenalkan agar dikenal luas, jadi nantinya produksi tidak sebatas pesanan tetapi bisa setiap hari. Syukur nanti bisa berkembang, nanti kita buat pusat oleh-oleh," ujar Hartoyo.
Simak Video "Ketika Lupis dan Semprong Bertransformasi Jadi Jajanan Kinian"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/aku)
Semprongan, Kue Renyah Khas Klaten Ramai Diburu Saat Lebaran - detikcom
Read More
No comments:
Post a Comment