Para perajin kue kering rumahan di Kabupaten Garut mulai kebanjiran orderan. Orderan kembali meroket usai dua tahun sepi gegara dihantam pandemi COVID-19.
Seperti dirasakan Yatin (44), penjual kue kering rumahan di Tarogong Kidul, Garut. Yatin menjelaskan, pesanan kue kering untuk Lebaran yang masuk ke dapurnya mulai meningkat setidaknya sejak seminggu yang lalu.
"Alhamdulillah mulai ada meningkat lagi. Kebanyakan yang pesan kue Lebaran, tapi ada juga yang pesan kue untuk konsumsi sehari-hari," kata Yatin kepada detikJabar, Jumat (8/4/2022).
Pada minggu pertama Ramadan ini, Yatin sudah menerima lebih dari seribu topless pesanan kue dari pelanggannya. Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding dua tahun lalu.
Kue kering. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
|
"Bahkan sampai puasa beres orderan masuk enggak sampai segitu kalau tahun kemarin," katanya.
Ada beragam jenis kue yang dipesan pelanggan. Mulai dari putri salju, nastar, hingga yang paling diburu, kue keju. Satu topless kue lebaran yang diproduksi Yatin dengan label Rahmania Food ini dibanderol mulai dari Rp 90 ribu.
Para pelaku usaha kecil rumahan seperti Yatin mengaku senang ekonomi kembali bangkit, usai pandemi COVID-19 menghantam dua tahun terakhir. Yatin berharap agar pesanan yang masuk terus bertambah dan dagangannya laris manis.
"Semoga tahun ini orderan yang masuk terus meningkat," tutup Yatin.
(ors/bbn)Sumringahnya Perajin Kue Rumahan di Garut Kala Pandemi Melandai - detikcom
Read More
No comments:
Post a Comment