Rechercher dans ce blog

Wednesday, June 15, 2022

Koekis Keren : Manisnya Kue Kering Gula Aren – UKM Indonesia - UKM Indonesia

https://lh3.googleusercontent.com/nrpsv52PDkAPONHYIcCMn_ampqZt20d6kKoZbWkMTsXpdeVa7FRvH8jFysvl_IlUjkUvCU05iL64Ok2YCg=w1080-h608-p-no-v0

Sumber gambar : Google Business Site

Di masa-masa menjelang hari raya Lebaran dan Natal, bisnis kue kering selalu menjadi sektor yang seksi dari segi penjualan. Salah satu UKM yang sukses di bidang ini adalah Rollie Bakery and Cookies, dengan produk andalannya Koekis Keju Aren (Koekis Keren) yang memiliki basis usaha di Bogor. Dimulai dari usaha bakery roti dan kue kering rumahan, saat ini penjualan Koekis Keren mampu meraup cuan hingga puluhan juta rupiah dalam satu bulan. Apa rahasia kesuksesan usaha ini? Natali, pemilik Rollie Bakery and Cookies, membagi kisah inspirasi bisnisnya kepada UKM Indonesia di sini.

Berawal Dari Bisnis Kue Kering Rumahan

Rollie Bakery dan Cookies merupakan salah satu produsen kue kering yang cukup populer penjualannya di e-commerce sekarang ini. Produk andalannya, Koekis Keren, mampu menghasilkan hingga 26 juta rupiah per bulannya. Namun, kesuksesan ini tidak dicapainya dalam sekejap.

Natali, pemilik Rollie Bakery dan Cookies, mulai berjualan kue kering dan roti basah sejak tahun 2016. Ia mengawali bisnis ini dalam skala rumahan, selepas kehilangan pekerjaan tetap di pertengahan tahun 2015. Setelahnya, Natali kemudian rajin mengikuti berbagai kursus pelatihan pembuatan kue kering dan bertekad meneruskan usaha kue kering yang sudah dirintis ibunya. Di tahun itu, ia mulai membuat resep roti dan kue kering. “Di bulan Maret tahun itu, saya lalu mulai membuat sampel roti yang saya bagikan ke tetangga sekitar rumah,” ujar Natali kepada UKM Indonesia. Dikatakannya bahwa salah satu motivasi membuat bisnis roti adalah karena berdasarkan pengamatannya, lingkungan sekitar belum punya sumber sarapan pagi yang bergizi. Lewat roti dan kue buatannya, ia berharap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan hal tersebut. Natali kemudian melakukan survei kepada para tetangganya tentang rasa dan harga jual roti yang bisa diterima pelanggan. Usaha sederhana ini ternyata mendapat respon yang positif dan Natali mulai membuka toko roti pertamanya di bulan April tahun 2015. Saat itu, proses produksi dilakukan di garasi rumahnya, dan pelanggannya tersebar di sekitar Jabodetabek.

Berkembang Pesat Lewat Inovasi Koekis Keren

Di masa-masa awal tersebut, produk andalannya adalah roti manis dan pie susu yang cukup menarik pelanggan. Natali juga rajin mengikuti pameran-pameran untuk mengembangkan bisnisnya. Namun, kala itu ada hambatan besar untuk bisnisnya. “Shelf-life (masa kadaluarsa) produk-produk saya itu sangat pendek, hanya 3 hari,” ujarnya. Keterbatasan ini membuat Natali tidak bisa menjual produknya di luar Jabodetabek sehingga Rollie Bakery and Cookies tidak bisa berkembang jauh. “Jadi kan saya memang produksi kue kering lebaran tapi ini juga susah untuk pengiriman karena mudah hancur,” tambahnya.

Karenanya, dua tahun setelah menjalankan usaha bakery, Natali menciptakan produk baru yang kemudian menjadi andalannya : Koekis Keju Aren alias Koekis Keren. Ia memutuskan mengembangkan produk baru ini karena menurutnya, saat itu usaha konvensional kue kering perlahan mengalami penurunan omzet. “Maka dari itu di tahun 2018 saya membuat produk baru yaitu kukis keren kue kering keju aren yang dikemas efisien dan bisa dipasarkan lebih luas,” jelas Natali.

Gebrakan ini dibuatnya untuk menaikkan omzet dengan berjualan kue kering sepanjang tahun, dan tidak lagi menjalankannya secara seasonal (musiman). Akhirnya, di bulan Agustus 2018, Natali membuat Koekis Keren, yang merupakan kastengel yang dimodifikasi. Mengapa kastengel? Sebab menurutnya, selama ini kue kering Kastengel identik dengan harga yang mahal dan toples yang menambah biaya pengemasan cukup signifikan. Kastengel konvensional juga tidak bisa dibeli dengan jumlah sedikit sebagai camilan, melainkan harus satu toples. Ia ingin mengubah citra tersebut pada produk Kastengel.

Di sinilah Natalie kemudian melakukan modifikasi dengan mengubah kemasannya ke dalam bentuk pouch dengan isi yang lebih sedikit dibandingkan satu toples kastengel biasa. Inovasi tersebut sukses membuat Natalie bisa menjual Kastengel dengan bentuk yang lebih simpel dan harga yang lebih murah sehingga tidak terkesan eksklusif sebagai kue lebaran.

Tak hanya itu, perubahan ini juga mengefisiensikan pengiriman kue. “Kemasan toples, baik kaca maupun plastik, biasanya membuat proses pengiriman sedikit tricky,” ujarnya. Selain lebih berat, produk yang dikemas dengan toples lebih riskan menjadi hancur saat sampai di tangan pelanggan. Karenanya, produk kastengel Natalie yang lebih keras dan kemasan sederhana, lebih mudah untuk dikirim dan lebih diminati pelanggan.

Sasaran pasarnya pun merupakan orang-orang yang sehari-harinya mobile. Tidak mungkin kaum urban tipe ini membawa toples ke mana-mana hanya untuk ngemil. Karenanya, ia memilih kemasan pouch agar mudah dibawa kemanapun, saat bekerja maupun beraktivitas. Selain itu, ini juga strategi marketing sendiri. Jika berjualan di toples, mereka membeli lagi jika di toples habis dan ini bisa lama. “Sementara kemasan pouch lebih cepat habis karena dibawa kemana-mana, sehingga repeat order jadi makin banyak karena tipenya single consumption (sekali makan),” jelas Natali.

Produk ini terbukti sukses di pasaran. Di bulan pertamanya, Koekis Keren terjual sebanyak 1500 pcs. Lalu di bulan April 2019, Koekis Keren berhasil mengadakan kerjasama dengan produsen gula Stevia. “Mereka meminta kita untuk produksi dengan menggunakan gula mereka dan itu jadi penjualan tertinggi kami,” tutur Natali. Saat itu, angka produksi tertinggi Koekis Keren berhasil menembus 2800 pcs per bulannya. Hingga akhir tahun 2019, terdapat 12 TransMart di Jakarta dan Bogor, 17 Alfamart di Bogor, dan beberapa tempat oleh-oleh di Jakarta dan Bogor yang menyediakan Koekis Keren secara offline. Saat ini, produk tersebut sudah tersedia dalam dua varian, yaitu Original Keju Aren dan Coklat Keju Aren.

Strategi Ekspansi Penjualan Koekis Keren Lewat Pasar Online

Pada mulanya, Natali tidak mau Koekis Keren hanya menjadi pemain lokal. Ia justru ingin cakupan penjualannya mencapai luar pulau Jawa atau bahkan sampai ke luar negeri. Dan hal ini bisa dilakukannya dengan berjualan di marketplace. Melalui e-commerce yang penjualannya tanpa batasan wilayah, produk Koekis Keren berhasil dijual hingga ke kota-kota jauh, seperti Ambon dan Aceh. Semua orang, di manapun, kapan pun, bisa membeli produk kita. Inilah yang menurut Natali, membuat e-commerce sebagai marketplace yang wajib dijelajahi oleh pelaku UKM Kue Kering.

Tak hanya itu, salah satu yang memperlancar pengembangan jangkauan Koekis Keren adalah para reseller. Menurut Natalie, kebanyakan reseller yang ia miliki juga semua dari marketplace, meskipun ia tidak mencarinya lewat e-commerce. Ia juga rajin mengunggah dan membagikan semua produknya ke sosial media, dan menghubungkannya ke platform e-commerce Koekis Keren. Dengan cara ini, followers sosial medianya bisa dengan mudah mencari produk tersebut lewat link yang diberikan.

Dalam mencari reseller, Natalie juga mengandalkan media sosial. Saat ada reseller potensial yang mengontaknya lewat media sosial, ia akan mengarahkan mereka untuk membeli produk dengan harga reseller via e-commerce. Iming-iming yang diberikannya adalah dengan promo gratis ongkir yang kerap disediakan e-commerce tersebut. Karenanya, Natali selalu menggunakan e-commerce yang rajin menyediakan subsidi ongkos kirim. Inilah yang mempermudah Koekis Keren untuk mengekspansi bisnisnya, dan mendapatkan reseller hingga di Aceh, Riau, dan Ambon. Sebab, jika reseller menggunakan cara ini, mereka juga bisa menjual dengan harga lebih murah dan bahkan sama dengan harga pulau Jawa tanpa mengurangi omzet. Inilah keuntungan menggaet reseller dari marketplace.

Keuntungan lainnya juga hal ini membantu pengembangan marketplace Koekis Keren. Natali pertama-tama menjual lewat Blibli.com. Sementara semua reseller-nya, berjualan di Tokopedia dan Shopee.

Bertahan di Kala Pandemi Lewat E-Commerce

Saat pandemi datang di awal tahun 2020, Rollies Bakery and Cookies sempat mengalami penurunan penjualan, baik secara online maupun offline. “Saat ini, yang bertahan offline hanya di Alfamart Bogor, koperasi karyawan di Jakarta, dan tempat oleh-oleh di Bogor,” ujar Natali. Namun, mereka segera mengatasinya dengan promo-promo menarik untuk pelanggan. Salah satunya adalah dengan memberikan diskon hingga 50% dan memberikan harga lebih murah untuk pembelian 2 pcs Koekis Keren di e-commerce. Waktu itu, menurut Natali, poin terpenting adalah pemasukan tetap ada untuk bertahan secara operasional. Strategi ini terbukti berhasil dan penjualan perlahan normal kembali.

Diakui Natali, omzet penjualan di waktu Lebaran di tahun 2021 justru meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini karena Koekis Keren berhasil mengikuti tren dengan membuat produk Hampers Lebaran. Ada dua jenis yang mereka jual, yaitu hampers dengan kemasan tas dan dengan kemasan toples. Omzet penjualan Hampers ini saja mencapai 18 juta rupiah di hari raya tersebut. Penjualan paling besar didapatnya dari Blibli.com dan reseller yang beroperasi di e-commerce lain.

Melalui pencapaiannya selama enam tahun belakangan, Koekis Keren sukses membuat namanya terdengar hingga seluruh pelosok Indonesia. Bahkan, bisa bertahan dan meraih omzet besar di kala pandemi. Apa yang bisa Sahabat Wirausaha pelajari? Pertama, kita harus berani berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kedua, kita tidak boleh buta terhadap tren, tapi harus tahu pula kemampuan dan produk kita seperti apa. Contohnya adalah dengan mengikuti tren hampers yang dilakukan Natali. Namun, kedua hal tersebut tentu harus diterapkan dengan pengujian dan riset terlebih dulu sebelumnya. Jika dilakukan dengan benar, bukan tidak mungkin produk kita sukses menemukan basis pelanggan yang kuat, bukan? Yuk, jangan takut berinovasi, sebab sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Referensi :

Wawancara dengan Natali, owner Rollies Cookies dan Bakery.

Webinar Pojok Pasar Online bertajuk “Raih Kemenangan Bisnis Kue Kering Saat Ramadhan” yang ditayangkan di kanal YouTube UKM Indonesia (17 Juni 2021).

https://www.idntimes.com/news/indonesia/saraya/kisah-pengusaha-kue-kering-jalani-bisnis-di-masa-pandemik/4

Adblock test (Why?)


Koekis Keren : Manisnya Kue Kering Gula Aren – UKM Indonesia - UKM Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Siasat bertahan produsen kue keranjang - ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Pemilik usaha kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari, bersiasat untuk mempertahankan bisnis kue khas Imlek yang proses pemb...