Rechercher dans ce blog

Sunday, August 7, 2022

Mengenalkan Pembuatan Kudapan Tradisional Legomoro dan Kue Ku - harianjogja.com

Harianjogja.com, BANTUL—Legomoro dan Kue Ku merupakan dua kudapan tradisional nusantara yang perlu terus dilestarikan. Upaya ini salah satunya dilakukan oleh Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Cabang (BPC) Bantul. Mereka menampilkan demo memasak Legomoro dan Kue Ku dalam Jogja International Food and Hospitality Expo (JIFHEX) 2022, di Jogja Expo Centre, Sabtu (6/8/2022).

Ketua ICA BPC Bantul, Dodik Prakoso Eko Hery Suwandojo, menjelaskan kudapan tradisional yang didemontrasikan merupakan makanan khas Nusantara yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan makna filosofi. Legomoro merupakan kudapan atau kue tradisional khas Jogja, berbahan beras ketan putih yang biasanya berisi daging ayam atau daging sapi cincang.

Kudapan ini serupa dengan lemper sama-sama dibungkus daun pisang. Perbedaannya adalah cara membungkusnya, kalau lemper biasanya menggunakan daun pisang dan disemat lidi di sisi kanan dan kiri sedangkan legomoro menggunakan daun pisang yang diikat dengan tali bambu yang diikat dengan unik, ada yang menggunakan ikatan dua tali dan tiga tali.

“Jogja sebagai kota heritage Indonesia sangat kaya akan ragam budaya serta kulinernya. Legomoro sebagai kudapan atau kue tradisional memiliki makna filosofi yang sangat mendalam dalam kehidupan masyarakat Jawa khususnya di Jogja, namun demikian saat ini keberadaan Legomoro sudah sulit ditemukan,” kata pria yang akrab disapa Chef Dodik ini.

BACA JUGA: Pencinta Motor Antik Merapat! Djogjaantique Resmi Dibuka di JEC

Legomoro biasa disajikan pada perhelatan acara khusus seperti pernikahan. Biasanya kue ini dipergunakan sebagai hantaran dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Makna filosofi yang terkandung di dalam kudapan atau kue Legomoro ini sesuai dengan namanya yaitu ‘lego’ yang berarti lega dan ‘Moro’ yang berarti datang.

“Sehingga makna filosofi yang dimaksud adalah hati yang lega karena sudah datang berkunjung ke mempelai perempuan dan pihak perempuan menyambut dan menerima dengan ikhlas pula,” ungkapnya.

Kudapan berikutnya yang didemokan adalah Kue Ku. Kue Ku adalah kudapan atau kue tradisonal Indonesia yang merupakan makanan kudapan peranakan Tionghoa. Kue Ku sangat popular dan sudah ada sejak lama di Indonesia. Kue Ku merupakan sebutan singkat dari Kue Angku.

Kue ini terbuat dari tepung ketan dengan isian yang umumnya kumbu kacang hijau manis atau kumbu kacang merah. Bentuknya mirip kura-kura, bulat lonjong, sehingga ada juga yang menyebutnya sebagai kue kura-kura.

BACA JUGA: Tiba di Kampung Halaman, Jemaah Haji Bantul Diminta Wujudkan Masyarakat Adil & Sejahtera

Advertisement

“Dalam dialek Hokkian, ‘Kue Angku’ berarti ‘Kura-Kura Merah’. Di dalam budaya Tionghoa warna merah bermakna keberuntungan dan kegembiraan, sedangkan kura-kura perlambang panjang umur, kekuatan, dan keuletan,” katanya.

Kura-kura adalah salah satu hewan yang memiliki usia panjang di dunia, bisa mencapai ratusan tahun. Dalam kepercayaan Tionghoa, bentuk Kue Angku kue yang mirip dengan tempurung kura-kura diyakini akan memberikan umur panjang.

Kue ini biasa disajikan saat perayaan ulang tahun anak-anak, Imlek dan hari-hari besar Tionghoa lainnya. Dalam demo memasak ini ia ditemani oleh timnya yang juga dari ICA BPC Bantul, yakni Chef Yuyun dari Akademi Kesejahteraan Sosial-AKK Yogyakarta dan Chef Trisno yang merupakan Executive Chef Grand Rohan Yogyakarta.

Advertisement

Adblock test (Why?)


Mengenalkan Pembuatan Kudapan Tradisional Legomoro dan Kue Ku - harianjogja.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Siasat bertahan produsen kue keranjang - ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Pemilik usaha kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari, bersiasat untuk mempertahankan bisnis kue khas Imlek yang proses pemb...