Ketika sedang membuat salah satu jajanan kuno bernama Kue Apem, saya teringat akan filosofi dan makna dari kue yang saya buat ini. Jajanan tradisional yang terbuat dari campuran tepung beras dan tepung terigu ini, tak pernah absen dalam sajian syukuran atau istilah "selametan" biasa kita menyebutnya. Sebab kue bernama apem ini memiliki nilai filosofis, terlebih menurut masyarakat Jawa. Kata apem sendiri berasal dari Bahasa Arab "Afwun" yang berarti ampunan. Bertujuan agar orang yang meninggal mendapat ampunan. Selain terbuat dari kedua tepung itu, dalam proses pembuatannya juga ditambah dengan santan yang memiliki makna kesucian.
Apem sendiri, selain menjadi simbol permohonan maaf atau meminta ampunan dalam sajian memperingati 3 hari, 7 hari, atau 40 hari orang meninggal. Juga dalam tradisi sedekah memiliki makna tolak balak. Seperti pada sedekah saat menyambut Bulan Ramadhan, yang orang Jawa menyebutnya dengan istilah "megengan". Dengan diberikannya Kue Apem kepada tetangga atau saudara. Sebagai bentuk sedekah yang diyakini memiliki makna tersendiri, dan hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun.
Dan jika kue apem dan pisang digabung maka akan berbentuk payung, yang hal ini memiliki makna sebagai perlindungan dari segala musibah. Hal ini tak hanya tinggal cerita, sebab di beberapa daerah tradisi ini masih diberlakukan. Termasuk juga di beberapa daerah di Kota Lumajang.
Itulah sedikit Filosofi Kue Apem yang saya ketahui.
Video Pilihan
Kue Apem tak pernah absen dalam acara selametan orang meninggal. Mengapa? - Kompasiana.com - Kompasiana.com
Read More
No comments:
Post a Comment