Rechercher dans ce blog

Monday, January 2, 2023

Kue Manco Buatan Lasmi Laris Manis, Resep Tak Berubah sejak Puluhan Tahun - Radar Madiun

Desa Tambakmas, Kebonsari, dikenal sebagai sentra produksi kue manco. Adalah Lasmi salah seorang perajin makanan tradisional itu yang hingga saat ini masih bertahan. Perempuan tersebut mewarisi usaha turun temurun sejak nenek buyutnya.

—–

TANGAN Lasmi tampak lincah saat mengaduk adonan tepun ketan pada panci di atas kompor dengan nyala api sedang itu. Setelah mengental dan dingin, adonan lantas dipotong-potong berbentuk segitiga kecil. Kemudian, dijemur di bawah terik matahari. ‘’Kalau sudah kering, lalu digoreng dan dilumuri cairan gula merah dan diberi toping,’’ kata Lasmi.

Produksi kue manco yang ditekuni warga Desa Tambakmas, Kebonsari, itu merupakan usaha turun temurun sejak nenek buyutnya puluhan tahun silam. Pun, resepnya tidak berubah. Hanya tepung ketan yang dulu buatan sendiri kini menggunakan jenis instan.

‘’Lebih enak yang instan. Kalau bikinan sendiri harus benar-benar kering saat mau direbus agar hasilnya sempurna,’’ ungkapnya.

Sebagai produsen kue manco legendaris di desanya, rumah Lasmi kerap didatangi pelajar dan mahasiswa untuk studi banding. Pun, dia tak pelit berbagi ilmu kepada mereka. ‘’Senang bisa mengenalkan kue tradisional kepada mereka,’’ ucap perempuan 60 tahun itu.

Dalam sehari Lasmi mampu memproduksi 25 kilogram kue manco. Sedangkan saat momen hari besar seperti Lebaran bisa mencapai 100 kilogram. ‘’Hampir tiap hari selalu habis. Kalaupun sepi, paling lama menyimpan dua hari,’’ tuturnya. ‘’Sekilo harganya Rp 20.000,’’ imbuhnya.

Meski tidak menggunakan sistem pemasaran online, kue manco buatan Lasmi dikenal hingga luar daerah. Bahkan, tidak jarang mendapat pesanan dari luar negeri seperti Hongkong dan Taiwan. ‘’Pemasarannya dari mulut ke mulut saja,’’ ujarnya. (mg3/isd)

Desa Tambakmas, Kebonsari, dikenal sebagai sentra produksi kue manco. Adalah Lasmi salah seorang perajin makanan tradisional itu yang hingga saat ini masih bertahan. Perempuan tersebut mewarisi usaha turun temurun sejak nenek buyutnya.

—–

TANGAN Lasmi tampak lincah saat mengaduk adonan tepun ketan pada panci di atas kompor dengan nyala api sedang itu. Setelah mengental dan dingin, adonan lantas dipotong-potong berbentuk segitiga kecil. Kemudian, dijemur di bawah terik matahari. ‘’Kalau sudah kering, lalu digoreng dan dilumuri cairan gula merah dan diberi toping,’’ kata Lasmi.

Produksi kue manco yang ditekuni warga Desa Tambakmas, Kebonsari, itu merupakan usaha turun temurun sejak nenek buyutnya puluhan tahun silam. Pun, resepnya tidak berubah. Hanya tepung ketan yang dulu buatan sendiri kini menggunakan jenis instan.

‘’Lebih enak yang instan. Kalau bikinan sendiri harus benar-benar kering saat mau direbus agar hasilnya sempurna,’’ ungkapnya.

Sebagai produsen kue manco legendaris di desanya, rumah Lasmi kerap didatangi pelajar dan mahasiswa untuk studi banding. Pun, dia tak pelit berbagi ilmu kepada mereka. ‘’Senang bisa mengenalkan kue tradisional kepada mereka,’’ ucap perempuan 60 tahun itu.

Dalam sehari Lasmi mampu memproduksi 25 kilogram kue manco. Sedangkan saat momen hari besar seperti Lebaran bisa mencapai 100 kilogram. ‘’Hampir tiap hari selalu habis. Kalaupun sepi, paling lama menyimpan dua hari,’’ tuturnya. ‘’Sekilo harganya Rp 20.000,’’ imbuhnya.

Meski tidak menggunakan sistem pemasaran online, kue manco buatan Lasmi dikenal hingga luar daerah. Bahkan, tidak jarang mendapat pesanan dari luar negeri seperti Hongkong dan Taiwan. ‘’Pemasarannya dari mulut ke mulut saja,’’ ujarnya. (mg3/isd)

Adblock test (Why?)


Kue Manco Buatan Lasmi Laris Manis, Resep Tak Berubah sejak Puluhan Tahun - Radar Madiun
Read More

No comments:

Post a Comment

Siasat bertahan produsen kue keranjang - ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Pemilik usaha kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari, bersiasat untuk mempertahankan bisnis kue khas Imlek yang proses pemb...