Tumbang dan Kue Katen merupakan makanan tradisional yang sudah mulai tergerus zaman. Pasalnya dua makanan tersebut sulit ditemukan di pasar makanan, bahkan di warung-warung kecilpun juga sulit didapat.
Makanan tersebut mulai digantikan oleh cemilan kekinian yang tampilannya lebih bervariasi dan menarik. Tidak serta merta banyak anak-anak zaman sekarang, jika ditanya perihal cemilan tradisional tersebut, tidak mengetahui bentuk dan rasanya.
Cemilan yang terbuat dari singkong ini secara turun temurun sudah dikonsumsi oleh nenek moyang sejak dahulunya, bahkan menjadi makanan pokok dalam kehidupan. Hanya saja saat ini dua produk ini sangat sulit untuk ditemukan, namun tidak menutup kemungkinan masih ada produsen yang membuatnya, di wilayah-wilayah tertentu saja.
Tumbang parancih merupakan cemilan khas dari ranah minang. Cemilan khas ranah minang ini sudah hampir dilupakan, karena sudah jarang masyarakat memproduksinya. Namun tidak menutup kemungkinan penjual keliling makanan khas masih menyediakan produk tradisional tersebut.
Cemilan dengan singkong yang direbus ini dihaluskan, dibentuk sedemikian rupa,ditambahkan gula merah serta taburkan parutan kelapa membuat cemilan ini memiliki rasa yang manis dan nikmat.
Kendatinya dalam pembuatannya bahan yang digunakan tidak terlalu sulit untuk ditemukan, hanya menggunakan singkong, kelapa parut (bagian yang putih), gula merah, daun pandan, garam, dan vanile.
Produk tradisional berikutnya adalah kue katen yang juga termasuk produk yang jarang ditemukan di pasaran. Kue yang dibuat seperti sate yang ditusukkan ke lidi ini dibaluti kelapa parut, dengan rasanya yang manis, gurih dan legit.
Bahan yang digunakan adalah singkong, garam, gula pasir, pewarna cemilan yang disesuaikan dengan selera. Adapun bahan taburannya adalah kelapa parut, daun pandan, dan garam.
Sayangnya cemilan tradisional yang terkenal dengan kekhasannya ini hanya dapat dicicipi oleh sebagian orang saja. Oleh sebab itu, penting rasanya makanan tersebut dikenalkan dan dipromosikan kepada khalayak ramai.
Salah satunya dengan cara memproduksi kembali makanan tradsional tersebut.
Komunikasi adalah aktivitas dasar yang merupakan proses pertukaran pemikian dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu. Salah satu bentuk komunikasi yang hari ini banyak digunakan adalah komunikasi pemasaran.
Pemasaran merupakan sekumpulan kegiatan dimana pelaku usaha mengiriman nilai-nilai pertukaran terkait informasi produknya kepada konsumen. Untuk menyampaikan itu semua kepada konsumen atau pihak-pihak terkait, pemasaran dapat memilih aktivitas komuniaksi, yang biasa disebut dengan elemen komunikasi pemasaran.
Elemen komunikasi pemasaran tersebut adalah yang pertama periklanan. Periklanan yaitu segala bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh spronsor melalui media cetak, media penyiaran, media jaringan, media elektronik, dan media pameran (Keller, 2016). Iklan ini dapat digunakan dalam membangun citra panjang sebuah produk atau mendorong terjadinya penjualan.
Kedua adalah promosi penjualan, yang merupakan kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah kepada tenaga penjual, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan nilai penjualan.
Alat promosi yang digunakan dapat berupa sampel yang ditampillkan dalam penawaran iklan, kupon yang disisipkan melalui iklan surat kabar, atau dengan percobaan gratis, dan lain sebagainya.
Terakhir adalah hubugan masyarakat dan publikasi yang biasanya bertumpu pada keunggulan unik, meliputi program-program untuk mempromosikan atau melindungi citra produk, seperti meluncurkan produk, mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, dan membangun citra korporat dengan cara mencerminkan kesukaan dalam produknya.(***)
Tumbang dan Kue Katen, Cemilan Khas Minangkabau Yang Mulai Redup - Padang Express
Read More
No comments:
Post a Comment