MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Para penikmat roti bolu diharap tidak mengeluh. Bila mendapati ukuran kue khas Magetan yang akhir-akhir ini mengkeret alias semakin kecil. Hal seperti itu terpaksa dilakukan produsen menyikapi kenaikan harga telur. ‘’Biar tetap dapat untung,’’ kata Isdi, pengusaha roti bolu asal Desa Nitikan, Plaosan, kemarin (19/5).
Isdi menyampaikan, harga telur saat ini sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Lebih mahal Rp 8 ribu ketimbang harga normal dari peternak. Kendati demikian, mau tidak mau
dia mesti membeli. Sebab, telur menjadi salah satu bahan baku utama usahanya. Seumpama diganti bahan baku lain, cita rasa jadi beda. ‘’Sehari butuh satu kuintal telur,’’ ujarnya.
Isdi enggan menaikkan harga jual roti bolu dengan berbagai pertimbangan. Karena jika dinaikkan, otomatis pedagang kue juga akan pasang banderol lebih mahal. Tak kurang akal, agar dapur tetap ngebul, dia memilih memperkecil ukuran ukuran roti bolu. ‘’Biasanya isi adonan ke cetakan penuh, sekarang dikurangi sedikit,’’ ungkapnya.
Isdi ingin harga telur segera normal. Sehingga, perputaran duit perusahaan bisa sehat
kembali. Baik sisi keuntungan, biaya produksi, maupun upah karyawan. ‘’Kalau harga telur tidak cepat normal, terpaksa akan menaikkan harga roti bolu,’’ tuturnya.
Kenaikan harga telur juga membuat pedagang sambat. Warsiem, seorang pedagang di Pasar Sayur Magetan, mengeluh lapaknya sepi pembeli. ‘’Harga telur naik karena musim hajatan jadi banyak permintaan. Selain itu, ayam di peternakan katanya banyak yang mati karena perubahan cuaca,’’ kata Warsiem. (mg1/den)
MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Para penikmat roti bolu diharap tidak mengeluh. Bila mendapati ukuran kue khas Magetan yang akhir-akhir ini mengkeret alias semakin kecil. Hal seperti itu terpaksa dilakukan produsen menyikapi kenaikan harga telur. ‘’Biar tetap dapat untung,’’ kata Isdi, pengusaha roti bolu asal Desa Nitikan, Plaosan, kemarin (19/5).
Isdi menyampaikan, harga telur saat ini sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Lebih mahal Rp 8 ribu ketimbang harga normal dari peternak. Kendati demikian, mau tidak mau
dia mesti membeli. Sebab, telur menjadi salah satu bahan baku utama usahanya. Seumpama diganti bahan baku lain, cita rasa jadi beda. ‘’Sehari butuh satu kuintal telur,’’ ujarnya.
Isdi enggan menaikkan harga jual roti bolu dengan berbagai pertimbangan. Karena jika dinaikkan, otomatis pedagang kue juga akan pasang banderol lebih mahal. Tak kurang akal, agar dapur tetap ngebul, dia memilih memperkecil ukuran ukuran roti bolu. ‘’Biasanya isi adonan ke cetakan penuh, sekarang dikurangi sedikit,’’ ungkapnya.
Isdi ingin harga telur segera normal. Sehingga, perputaran duit perusahaan bisa sehat
kembali. Baik sisi keuntungan, biaya produksi, maupun upah karyawan. ‘’Kalau harga telur tidak cepat normal, terpaksa akan menaikkan harga roti bolu,’’ tuturnya.
Kenaikan harga telur juga membuat pedagang sambat. Warsiem, seorang pedagang di Pasar Sayur Magetan, mengeluh lapaknya sepi pembeli. ‘’Harga telur naik karena musim hajatan jadi banyak permintaan. Selain itu, ayam di peternakan katanya banyak yang mati karena perubahan cuaca,’’ kata Warsiem. (mg1/den)
Harga Telur Naik Ukuran Kue Bolu Menyusut - Radar Madiun
Read More
No comments:
Post a Comment