Rechercher dans ce blog

Friday, June 2, 2023

Harga Telur Ayam Naik, Pengusaha Kue di Loteng Putar Otak - Lombok Post

PRAYA-Naiknya harga telur ayam di pasaran membuat para pemilik usaha roti dan kue menjerit. Sebab, telur ayam merupakan bahan baku utama dalam pembuatan roti dan kue mereka.

“Naiknya harga telur ayam jelas membuat berat kita (pengusaha kue, red),” ucap Prima Suyatni, pemilik usaha Jajen Prima di Praya, Jumat (2/6).

Prima mengatakan, usahanya baru saja bangkit kembali setelah pandemi Covid-19. Namun, kini dihantam lagi dengan naiknya harga telur ayam. Kenaikan harga telur diawali dengan kelangkaan telur ayam di Praya, Loteng.

“Awal dia (telur ayam, red) naik karena langka saat Ramadan lalu, permintaan telur meningkat, hingga sekarang apalagi mendekati musim haji,” tambahnya.

Lebih parahnya lagi, kata dia, hampir sebagian besar bahan baku roti atau kue juga mengalami kenaikan harga. Sebelumnya, ia bisa menyiasati dampak kenaikan harga telur karena harga bahan baku lain seperti mentega belum naik harga.

“Kita bisa tutup biaya telur itu dari harga mentega, dapat lebih murah karena beli banyak, nah sekarang mentega ini juga ikutan mahal,” kata Prima akrab disapa.

Untuk menyiasati kenaikan harga telur, Prima akui tidak bisa mengurangi jumlah pembelian telur. Mengingat dalam membuat roti atau kue sudah memiliki takatan atau resep sendiri. Ia juga kerap ditawari pedagang telur untuk menggunakan telur pecah, namun ditolak karena dinilai tidak higenis.

“Satu sisi tidak bisa kita ubah takaran atau resepnya, ditawari cara lebih murah, saya tolak karena ubah kualitas kue saya,” beber mantan honorer itu.

Sehingga, satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan harga roti atau kue buatannya. Ia optimis meski naik harga, pelanggan yang sudah mengetahui kualitas produknya tidak akan beralih atau berkurang.

“Walau nanti berdampak pada omset, tapi saya yakin pelanggan ada yang setia,” tukasnya.

Terpisah, Herman salah satu pedagang sekaligus peternak ayam mengatakan, penyebab kenaikan harga telur karena harga pakan ayam juga melonjak. “Ini juga yang memicu kenaikan harga telur,” tambahnya.

Dikatakan, dalam satu bungkus pakan naik hingga Rp 15 ribu. Belum lagi harga konsentrat, jagung hingga dedak padi ikutan naik. “Otomatis ya harus naikkan harga telur,” imbuh Herman.

Alasan lain naik harga telur, kata dia, saat Idul Fitri banyak ayam petelur yang dikirim keluar daerah. Ini berdampak pada kurangnya pasokan telur di dalam daerah. “Yang masih produktif bertelur dikirim keluar saat lebaran, stok telur jadi berkurang,” tegasnya.

Saat ini harga telur ayam di pasar tradisional, sambung Herman, untuk ukuran besar yang semula Rp 53 ribu menjadi Rp 55 ribu per trai. Untuk telur ukuran sedang, yang semula Rp 50 ribu menjadi Rp 53 ribu per trai.

“Lebih murah dari yang lain karena ini saya beternak langsung, kalau yang lain satu trai mencapai Rp 60 ribu per trai,” tandasnya. (ewi/r5)

Adblock test (Why?)


Harga Telur Ayam Naik, Pengusaha Kue di Loteng Putar Otak - Lombok Post
Read More

No comments:

Post a Comment

Siasat bertahan produsen kue keranjang - ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Pemilik usaha kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari, bersiasat untuk mempertahankan bisnis kue khas Imlek yang proses pemb...