Liputan6.com, Indramayu - Blengep cotot merupakan salah satu kue tradisional Indramayu. Kue yang mirip dengan bakpao ini kini semakin jarang ditemui.
Blengep cotot berbentuk bulat dan berwarna putih, layaknya bakpao. Bedanya, blengep cotot berukuran lebih kecil dan dibuat dari bahan dasar berupa ubi.
Ubi berfungsi sebagai adonan tepung kue yang ada di bagian luar. Sementara bagian tengahnya berisi gula merah, sehingga dapat menciptakan rasa manis.
Adapun nama blengep cotot berasal dari tiga kata, yakni 'bleng', 'lep', dan 'cotot'. Bleng merupakan istilah makanan ketika masuk ke dalam mulut. Sementara lep merupakan istilah ketika makanan sampai ke lidah.
Dari dua kata tersebut, terciptalah kata 'blengep'. Adapun cotot merupakan istilah saat mulut mengunyah gula merah di dalam kue.
Salah satu wilayah di Indramayu yang masih memproduksi blengep cotot adalah Desa Lohbener, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu. Biasanya kue ini dijual dengan harga Rp1.000 saja per buah.
Blengep cotot menjadi salah satu sajian sekaligus warisan turun-temurun. Kini, tidak banyak yang memproduksi kue blengep cotot.
Para pembuat blengep cotot biasanya hanya memproduksi ketika ada pesanan. Hal ini kemudian menjadi salah satu hal yang menyebabkan keberadaan kue tradisional ini semakin langka.
Meski semakin susah ditemui, tetapi blengep cotot masih menjadi salah satu kue tradisional yang banyak dipilih disajikan di setiap acara-acara tertentu. Keberadaannya juga dapat bersaing dengan kue-kue modern yang semakin banyak bermunculan.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Blengep Cotot, Kue Tradisional Khas Indramayu yang Mulai Langka - Liputan6.com
Read More
No comments:
Post a Comment