Merdeka.com - Di Kabupaten Rembang, terdapat warisan kuliner yang telah berusia ratusan tahun bernama kue Yopia. Terletak di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, kue Yopia sudah diproduksi sejak tahun 1800-an.
Kue ini merupakan kuliner perpaduan antara Tiongkok dan Jawa. Bahan utamanya adalah tepung terigu yang berisi gula aren.
Kue Yopia biasanya diminati saat perayaan Imlek. Namun dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat terhadap kuliner khas Imlek ini cenderung menurun. Berikut selengkapnya:
2 dari 3 halaman
Diwariskan Secara Turun Temurun
©YouTube/Liputan6
Pembuatan kue Yopia telah diwariskan secara turun temurun. Kini sudah generasi keempat yang membuat kue itu.
Dilansir dari Kemenparekraf.go.id, makanan itu tidak dibuat setiap hari. Para pembuatnya hanya akan membuat Yopia jika ada orang yang memesannya. Setiap 10 buah kue Yopia dihargai Rp30.000. Namun kini permintaan terhadap pembuatan kue ini cenderung menurun.
“Mungkin ini karena sedang ada resesi atau apa jadi banyak tamu-tamu yang nggak datang. Tapi ini tetap buat,” kata Tony Haryanto, salah seorang perajin kue Yopia dikutip dari YouTube Liputan6 pada Jumat (20/1).
3 dari 3 halaman
Diminati Saat Imlek
©YouTube/Liputan6
Kue Yopia biasanya diminati warga saat Hari Raya Imlek. Salah seorang perajin Yopia, Siek Tian Nio mengatakan, dalam sehari ia biasanya memproduksi sekitar 500 hingga 600 kue. Namun saat Imlek, produksi kue itu mengalami peningkatan hingga 50 persen.
Tak hanya memproduksi Yopia, Siek Tian Nio juga mewarisi pembuatan kue itu pada anak-anaknya. Harapannya, kue yang sudah dirintis ratusan tahun silam itu tetap lestari dan bisa dinikmati masyarakat.
“Meskipun pernah tak produksi selama 4 tahun, dan ada beberapa produk baru kue Yopia yang menyerupai milik kami, tapi rasa Yopia kami akan tetap yang terbaik,” kata Siek Tian Nio dikutip dari karangturi-rembang.desa.id.
[shr]Mencicipi Kue Yopia, Kuliner Imlek Khas Rembang yang Makin Langka | merdeka.com - Merdeka.com
Read More
No comments:
Post a Comment