Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memeriksa sampel kue "ipau" yakni kue tradisional diduga menjadi penyebab keracunan yang menimbulkan korban jiwa di Sampit.
"Setelah mendapat laporan dari masyarakat, langsung kami tindak lanjuti. Langkah yang kami lakukan yaitu pengambilan sampel sisa makanan dari pasien untuk diperiksa di Labkesda yang mana hasilnya akan keluar 3 sampai 5 hari ke depan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Jumat.
Dinas Kesehatan telah melaporkan kejadian ini kepada Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan keracunan ini pada Kamis (30/3) sekitar 14.00 WIB.
Data sementara, ada sekitar 33 orang warga yang diduga keracunan kue tradisional tersebut. Mereka ada yang ditangani secara mandiri dengan dirawat di rumah dan ada yang di RSUD dr Murjani Sampit.
Pasien berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kota Besi, Cempaga dan Antang Kalang yang diduga kebetulan membeli jenis kue yang sama. Pasien mengeluh mual, muntah, diare, lemas, demam dan nyeri perut.
Melihat perkembangan saat ini, tidak menutup kemungkinan jumlah pasien akan bertambah. Kabar terbaru, satu orang meninggal dunia.
Hasil penelusuran Dinas Kesehatan, pasien membeli kue yang banyak dijual saat Ramadhan itu di penjual yang sama yakni di Kecamatan Baamang. Mereka membeli pada 28 dan 29 Maret 2023 dengan secara langsung maupun melalui online.
Warga yang mengonsumsi kue tersebut diduga keracunan dan sebagian dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit pada Rabu (29/3). Sebagian sudah ada yang diperbolehkan pulang, namun ada pula yang masih dirawat. Satu orang warga meninggal dunia.
Dinas Kesehatan masih menunggu hasil laboratorium terkait pemeriksaan sampel kue ipau tersebut untuk mengetahui apa penyebab keracunan tersebut.
"Kami juga sudah menyampaikan ke pemilik warung agar sementara waktu tidak menjual kue ipau sampai hasil pemeriksaan keluar," demikian Umar Kaderi.
Sementara itu pada Jumat (31/3) malam Umar Kaderi berkunjung ke RSUD dr Murjani Sampit mengunjungi pasien yang masih dirawat, diduga korban keracunan kue tersebut. Sebagian besar pasien mulai membaik dan sudah ada yang diperbolehkan pulang.
KOMPAS.com - Masyarakat Betawi punya banyak makanan khas yang biasa ada pada Idul Fitri. Salah satunya yakni kue geplak Betawi.
Makanan yang satu ini sudah jarang ditemui. Namun biasanya ada pada hari raya Idul Fitri atau pada saat hajatan pernikahan.
Kue Geplak memiliki tekstur yang lembut dan kenyal. Bahan utamanya yakni dari tepung beras. Tampilannya mirip seperti kue mochi karena dibalur dengan gula bubuk.
Dinamakan geplak karena pada proses pembuatannya ditepuk-tepuk menggunakan tangan hingga menimbulkan suara "plak, plak, plak".
Shinta Teveningrum dalam bukunya yang berjudul Kuliner Betawi, Selaksa Rasa & Cerita (2016) menuturkan bahwa proses pembuatan kue geplak betawi cukup rumit dan memakan waktu lama.
Cara pembuatannya yang pertama dengan menyangrai tepung beras. Lalu dicampur dengan kelapa parut sangrai yang dihaluskan.
Jika sudah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam air gula kental panas lalu diaduk hingga merata memakai tangan.
Selanjutnya, adonan segera dituang ke dalam wadah yang juga berfungsi sebagai cetakan sambil diratakan dengan tangan sambil ditepuk-tepuk.
Geplak kemudian didiamkan hingga dingin baru kemudian dikeluarkan dari wadah dan dipotong-potong.
Langkah terakhir, seluruh permukaan geplak dibedaki dengan gula bubuk. Umur simpan kue geplak biasanya hanya tiga sampai tujuh hari.
Jika ingin menemukan kue geplak maka bisa datang ke pusat kebudayaan betawi seperti di Setu Babakan dan tempat lainnya.
Referensi:
Teveningrum, Shinta. 2016. Kuliner Betawi, Selaksa Rasa & Cerita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pekerja mencetak kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Untuk memastikan kelancaran produksi, pabrik mempekerjakan 500 orang tenaga kerja lepas untuk mengerjakan pesanan selama Ramadan dan lebaran.TEMPO/Prima Mulia
Pekerja mencetak kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Pabrik kue kering ternama ini memproduksi 500 lusin kue kering per hari untuk memenuhi pemesanan kue selama Ramadan dan lebaran dari berbagai daerah. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja menempelkan stiker di kemasan kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Pabrik kue kering ternama ini memproduksi 500 lusin kue kering per hari untuk memenuhi pemesanan kue selama Ramadan dan lebaran dari berbagai daerah. TEMPO/Prima Mulia
Konsumen memilih paket hantaran kue lebaran di J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. TEMPO/Prima Mulia
KOMPAS.com - Masyarakat asli Jakarta atau Betawi memiliki sejumlah kue khas lebaran.
Ada kue yang sudah jarang dijumpai saat lebaran namun ada juga kue yang masih eksis hingga saat ini.
Adapun berikut ini 7 kue lebaran khas betawi yang bisa menjadi alternatif kue lebaran selain nastar dan kastengel.
Kue Satu
Kue Satu sebetulnya merupakan kue khas Tionghoa peranakan. Hal ini tidak lepas dari peranan budaya Tionghoa di tengah masyakarat Betawi.
Kue Satu memiliki bentuk bermacam-macam. Umumnya memiliki bentuk kotak dan bulat. Namun seiring perkembangan zaman, ada bentuk yang menyerupai daun dan lain-lain.
Kue ini berbahan dasar tepung kacang hijau, tepung beras, dan gula yang ditumbuk hingga halus lalu dicetak satu persatu. Oleh karenanya dinamakan Kue Satu.
Teksturnya sama seperti kue kering pada umumnya namun Kue Satu akan lumer di mulut.
Kue Biji Ketapang
Salah satu kue yang masih sering dijumpai sampai sekarang yakni Kue Biji Ketapang. Kue Biji Ketapang juga merupakan kue khas lebaran orang Betawi.
Kue Biji Ketapang dibuat dari bahan dasar tepung terigu, gula dan mentega. Setelah menjadi adonan kemudian dipotong kecil-kecil lalu digoreng.
Proses pembuatannya terbilang mudah dan bahannya juga praktis. Rasanya juga enak dan gurih.
Pekerja mencetak kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Untuk memastikan kelancaran produksi, pabrik mempekerjakan 500 orang tenaga kerja lepas untuk mengerjakan pesanan selama Ramadan dan lebaran.TEMPO/Prima Mulia
Pekerja mencetak kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Pabrik kue kering ternama ini memproduksi 500 lusin kue kering per hari untuk memenuhi pemesanan kue selama Ramadan dan lebaran dari berbagai daerah. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja menempelkan stiker di kemasan kue di pabrik kue kering J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. Pabrik kue kering ternama ini memproduksi 500 lusin kue kering per hari untuk memenuhi pemesanan kue selama Ramadan dan lebaran dari berbagai daerah. TEMPO/Prima Mulia
Konsumen memilih paket hantaran kue lebaran di J & C Cookies di Bandung, Jawa Barat, 30 Maret 2023. TEMPO/Prima Mulia
KOMPAS.com - Masyarakat asli Jakarta atau Betawi memiliki sejumlah kue khas lebaran.
Ada kue yang sudah jarang dijumpai saat lebaran namun ada juga kue yang masih eksis hingga saat ini.
Adapun berikut ini 7 kue lebaran khas betawi yang bisa menjadi alternatif kue lebaran selain nastar dan kastengel.
Kue Satu
Kue Satu sebetulnya merupakan kue khas Tionghoa peranakan. Hal ini tidak lepas dari peranan budaya Tionghoa di tengah masyakarat Betawi.
Kue Satu memiliki bentuk bermacam-macam. Umumnya memiliki bentuk kotak dan bulat. Namun seiring perkembangan zaman, ada bentuk yang menyerupai daun dan lain-lain.
Kue ini berbahan dasar tepung kacang hijau, tepung beras, dan gula yang ditumbuk hingga halus lalu dicetak satu persatu. Oleh karenanya dinamakan Kue Satu.
Teksturnya sama seperti kue kering pada umumnya namun Kue Satu akan lumer di mulut.
Kue Biji Ketapang
Salah satu kue yang masih sering dijumpai sampai sekarang yakni Kue Biji Ketapang. Kue Biji Ketapang juga merupakan kue khas lebaran orang Betawi.
Kue Biji Ketapang dibuat dari bahan dasar tepung terigu, gula dan mentega. Setelah menjadi adonan kemudian dipotong kecil-kecil lalu digoreng.
Proses pembuatannya terbilang mudah dan bahannya juga praktis. Rasanya juga enak dan gurih.
Merdeka.com - Kue basah selalu jadi pilihan jajanan favorit untuk berbuka. Makanan seperti ini praktik disantap dan cukup membangkitkan nafsu makan.
Kalau kue basah dengan cita rasa manis kurang menerbitkan selera, Anda bisa mencoba kue basah asin. Misalnya martabak telur mini yang juga bisa dijadikan lauk.
Berikut ini beberapa resep kue basah asin isi ayam yang bisa dijadikan inspirasi menu takjil atau ide bisnis kuliner di bulan Ramadan.
Resep kue basah asin isi ayam yang pertama adalah sosis solo. Isinya menggunakan ayam giling yang disangrai hingga menjadi abon.
Jika ingin membuat sosis solo versi ekonomis, Anda juga bisa mencampur ayam giling dengan tahu yang dihaluskan. Setelah itu, masak sampai benar-benar kering.
Bahan Kulit:
300 gram tepung terigu
4 butir telur ayam
30 gram margarin, cairkan
1 sendok teh garam
400 cc santan encer
Bahan isi:
300 gram ayam giling
2 buah bawang merah, haluskan
1 buah bawang putih, haluskan
1/2 sendok teh merica bubuk
2 sendok makan gula pasir
1 sendok makan margarin, untuk menumis
100 cc santan
garam secukupnya
Penyelesaian:
2 butir telur ayam, kocok lepas
Minyak goreng secukupnya
Cara membuat sosis solo:
Campur telur, tepung, dan garam, lalu aduk sampai rata. Masukkan santan cair sambil diaduk sampai tidak ada bagian yang menggumpal. Tuangkan mentega cair lalu aduk lagi sampai adonan licin.
Panaskan wajan antilengket dan sedikit minyak, kemudian ambil satu sendok sayur kecil adonan kulit. Buatlah dadar tipis hingga adonan habis.
Untuk membuat isian, tumis bawang merah dan bawang putih yang sudah dihaluskan sampai harum, kemudian masukan ayam giling. Bumbui dengan merica halus, garam, gula, dan santan lalu masak sampai matang.
Ambil selembar dadar, kemudian ambil satu sendok adonan isi. Gulung seperti amplop dan sisihkan. Lakukan sampai seluruh dadar dan adonan isi sampai habis.
Kocok lepas telur ayam, kemudian lumuri sosis solo dengan telur. Panaskan minyak goreng dalam jumlah banyak, kemudian goreng sosis solo yang sudah dibalut telur hingga matang.
Sosis solo bisa Anda sajikan dengan cabai rawit hijau atau saus tomat dan saus sambal.
Resep kue basah asin isi ayam selanjutnya adalah lumpia ayam rebung. Anda bisa menyajikannya sebagai lumpia basah (tidak digoreng) atau lumpia goreng.
Bahan:
kulit lumpia siap pakai secukupnya
minyak goreng untuk menggoreng
Isi:
100 gram rebung, rebus dan iris bentuk korek api
50 gram ayam, cincang kasar
50 gram udang, cincang halus
3 siung bawang putih, cincang halus
2 sendok makan kecap manis
2 sendok makan minyak goreng, untuk menumis
1 butir telur ayam, kocok lepas
1 batang bawang perai, iris halus
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir
1/4 sendok teh merica bubuk
1/2 cangkir air
Saus Tauco:
150 ml air
3 siung bawang putih, haluskan
3 sendok makan tauco manis
2 sendok makan gula pasir
2 sendok makan tepung tapioka
1/4 sendok teh garam
Pelengkap:
acar mentimun secukupnya
cabai rawit hijau secukupnya
daun bawang secukupnya, potong ujung daun dan pangkalnya
Cara Membuat Lumpia Ayam Rebung:
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat isian rebung. Tumis bawang putih dan bawang perai hingga harum. Masukkan daging ayam dan udang, kemudian aduk hingga berubah warna.
Sisihkan tumisan ayam dan udang di tepi penggorengan, kemudian masukkan telur ayam. Aduk hingga menjadi orak arik, kemudian campur dengan tumisan ayam udang yang sudah dibuat tadi.
Masukkan rebung, lalu bumbui dengan kecap manis, garam, gula, dan merica. Aduk rata dan tambahkan air, kemudian masak hingga airnya kering. Angkat dan sisihkan.
Langkah selanjutnya adalah membuat kulit lumpia. Ambil wadah, lalu masukkan garam, air kapur sirih dan air sebanyak 320 ml. Aduk sampai benar-benar rata.
Siapkan wadah lain, kemudian masukkan tepung terigu. Tuangkan campuran air kapur sirih yang sudah dibuat tadi sedikit demi sedikit. Tambahkan 1 sendok makan telur ayam yang sudah dikocok, lalu uleni adonan hingga tercampur sempurna. Tambahkan 1 sendok makan minyak goreng, lalu uleni lagi. Setelah itu diamkan adonan kulit lumpia selama 30 menit.
Nyalakan kompor, kemudian panaskan wajan antilengket dengan api sedang. Setelah wajan cukup panas, angkat dari kompor sebentar dan olesi dengan adonan kulit. Letakkan kembali di atas kompor dan masak sampai kulit matang dan bisa dikelupas. Ulangi langkah ini sampai seluruh adonan kulit lumpia habis.
Cara Membuat Saus Tauco:
Panaskan air, lalu masukkan tauco manis, gula pasir, bawang putih, dan garam.
Jika sudah mendidih, masukkan tepung tapioka yang sudah diencerkan dengan 5 sendok makan air.
Aduk rata hingga meletup-letup, lalu angkat dari kompor.
Penyelesaian:
Ambil selembar kulit lumpia, letakkan isian rebung, kemudian bungkus seperti amplop. Rekatkan ujung-ujungnya dengan larutan tepung kanji atau sagu.
Goreng lumpia dengan minyak panas dan banyak sampai renyah. Angkat jika kulitnya sudah berwarna coklat keemasan.
Sajikan lumpia dengan cabai rawit hijau, saus tauco, dan bawang daun berukuran kecil.
Demikian resep lumpia ayam rebung sederhana yang bisa dicoba di rumah.
Resep kue basah asin isi ayam yang juga perlu Anda coba adalah arem-arem isi wortel dan ayam. Berikut ini rincian bahan dan cara membuatnya.
Bahan (untuk 10 porsi):
300 gram beras
500 ml santan encer
200 ml air
2 lembar daun salam
1 sendok teh garam
daun pisang secukupnya
tusuk gigi/lidi
Bahan Isian:
100 gram ayam, cincang
4 batang wortel, cincang kasar
2 batang bawang perai, iris halus
1 sendok makan minyak goreng
Bumbu Halus:
5 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 buah cabai merah besar
5 buah cabai rawit
garam secukupnya
gula pasir secukupnya
Cara Membuat Arem-arem wortel ayam:
Masak santan bersama daun salam dan garam sampai mendidih. Aduk-aduk agar tidak pecah, kemudian masukkan beras.
Pindahkan santan dan beras ke dalam magicom. Tuangkan air, kemudian tekan tombol cook seperti biasanya saat kita memasak nasi.
Buka tutup magicom setiap 10 menit, aduk sebentar, lalu tutup kembali. Lakukan sampai nasi hampir matang. Tidak perlu menunggu sampai proses memasak selesai.
Selagi menunggu nasi matang, buat isiannya. Panaskan minyak goreng, kemudian tumis bumbu halus dan bawang perai sampai harum.
Masukkan ayam dan wortel cincang, kemudian aduk rata. Masak sampai semuanya matang dan sisihkan.
Penyelesaian:
Siapkan daun pisang yang sudah dipotong dan dilemaskan di atas api kompor.
Ambil 3--4 sendok nasi, kemudian beri 1 sendok makan isian. Gulung dan padatkan, lalu sematkan ujung-ujungnya dengan tusuk gigi atau lidi. Potong kedua ujung daun pisang agar bungkusan arem-arem terlihat rapi. Lakukan sampai nasi habis.
Panaskan panci kukusan yang sudah diberi air, kemudian tata arem-arem di atasnya. Kukus dengan api sedang selama 20 menit.
Sajikan arem-arem yang sudah matang dalam keadaan hangat atau dingin. Jika ingin memanaskannya kembali, Anda bisa mengukus atau membakar arem-arem.
Demikian resep arem-arem isi ragout ayam wortel pedas.
Resep kue basah asin isi ayam yang terakhir adalah ote-ote khas Porong dengan isian ayam bumbu kecap yang nikmat.
Bahan (10-12 Buah):
200 gram tepung terigu
100 gram tepung beras
500 ml air
1 batang daun bawang, iris halus
1 sendok teh baking powder
1 sendok makan minyak goreng
1 sendok teh garam
1/2 sendok teh merica bubuk
minyak untuk menggoreng secukupnya
Isian Ayam Kecap:
250 gram daging ayam cincang
1 batang bawang perai, iris halus
1 sendok makan kecap manis
1 sendok makan minyak wijen
1 sendok makan kecap asin
1/2 sendok makan tepung maizena
garam secukupnya
Cara Membuat Ote-ote Porong atau Heci Ayam:
Buat isiannya terlebih dahulu. Campur daging ayam, minyak wijen, kecap asin, kecap manis, tepung maizena, bawang perai, dan garam. Diamkan selama 15 menit agar bumbu meresap.
Siapkan adonan ote-ote. Campur tepung terigu, tepung beras, air, daun bawang, baking powder, minyak goreng, garam, dan merica bubuk. Aduk sampai tidak ada bagian yang menggumpal.
Panaskan minyak goreng dalam jumlah banyak dan sendok sayur yang belum pernah dipakai untuk membuat masakan berkuah agar ote-ote tidak lengket.
Celupkan sendok sayur ke dalam minyak panas selama 30 detik, lalu isi dengan adonan tepung sampai memenuhi setengahnya. Taburi dengan ayam cincang secukupnya, lalu tuangi adonan tepung lagi sampai penuh.
Masukkan sendok sayur yang sudah penuh ke dalam minyak goreng. Biarkan sampai adonan terlepas sendiri dari sendok sayur.
Ulangi proses sebelumnya sampai bahan ote-ote atau heci ayam habis. Goreng sampai heci berwarna kecokelatan, lalu angkat dan tiriskan minyaknya.
Hidangkan heci ayam atau ote-ote Porong di piring yang sudah dialasi paper towel atau kertas, karena makanan ini sangat berminyak.
Mau coba jenis makanan yang lain? Temukan produk kuliner yang Anda inginkan di Manis dan Sedap!
Pedagang menyiapkan berbagai wadai (kue) khas Ramadhan yang dijual di industri rumahan Haji Enor, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (29/3/2023). Pemilik usaha mengatakan penjualan wadai khas Ramadhan yang berada di daerah Kalimantan seperti kue bingka, kue lam bakar, amparan tatak, sari muka lakatan, sari pengantin, dan kue lapis itu meningkat sebanyak 70 persen dibanding hari biasa karena tingginya permintaan warga untuk salah satu menu favorit saat berbuka puasa. (FOTO : Antara/Makna Zaezar )
Pedagang melayani pembeli wadai (kue) khas Ramadhan yang dijual di industri rumahan Haji Enor, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (29/3/2023). Pemilik usaha mengatakan penjualan wadai khas Ramadhan yang berada di daerah Kalimantan seperti kue bingka, kue lam bakar, amparan tatak, sari muka lakatan, sari pengantin dan kue lapis itu meningkat sebanyak 70 persen dibanding hari biasa karena tingginya permintaan warga untuk salah satu menu favorit saat berbuka puasa. (FOTO : Antara/Makna Zaezar )
REPUBLIKA.CO.ID,PALANGKA RAYA -- Pedagang menyiapkan berbagai wadai (kue) khas Ramadhan yang dijual di industri rumahan Haji Enor, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (29/3/2023).
Pemilik usaha mengatakan penjualan wadai khas Ramadhan yang berada di daerah Kalimantan seperti kue bingka, kue lam bakar, amparan tatak, sari muka lakatan, sari pengantin, dan kue lapis itu meningkat sebanyak 70 persen dibanding hari biasa karena tingginya permintaan warga untuk salah satu menu favorit saat berbuka puasa.
JEMBER, KOMPAS.TV - Jelang hari raya idul fitri, produsen kue kering di Kabupaten Jember Jawa Timur banjir pesanan. Pesanan meningkat hingga tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Kue yang paling banyak diburu kastengel dan nastar.
Berkah ramadhan dan idul fitri dirasakan oleh produsen kue kering di Kabupaten Jember. Salah satunya rumah produksi lely parcel cookies di jalan majapahit Kecamatan Kaliwates. Sejak ramadhan tiba, produsen kue ini banjir pesanan. Jumlah pesanan meningkat tiga kali lipat dibanding biasanya. Dalam sehari, 100 paket kue diproduksi dan habis terjual.
Pesanan datang tidak hanya dari warga Jember, tapi juga luar kota. Pesanan paling banyak diminati adalah kue kastengel, nastar, pandan salju dan wafer cookies. Selain dikonsumsi sendiri, kue ini akan digunakan untuk sajian lebaran.
Untuk menambah daya tarik pembeli, kue dibungkus dengan ornamen unik dan cantik sehingga cocok untuk oleh-oleh.
Merdeka.com - Setelah seharian berpuasa umat muslim dianjurkan untuk berbuka dengan yang manis-manis. Di Banyumas, ada kuliner manis unik yang cocok untuk menu buka puasa. Nama kuliner itu adalah Kue Nopia.
Dilansir dari Liputan6.com, Nopia merupakan makanan khas Banyumas berbahan dasar tepung terigu. Walau begitu, bentuk makanan tersebut menyerupai telur.
Namun karena ukurannya besar, masyarakat lebih akrab menyebutnya dengan nama “telur gajah”. Ada pula yang menyebut kuliner ini dengan “telur halilintar”.
Kue Nopia berangkat dari kultur Tionghoa di Banyumas. Pada tahun 1880, Nopia mulai dikenal luas publik. Konsumsinya tak hanya sebatas pada masyarakat Tionghoa saja, namun juga khalayak luas. Pada awalnya, nopia memiliki rasa bawang merah di bagian dalamnya. Namun seiring waktu cita rasanya bervariasi, mulai dari cokelat hingga durian.
Dilansir dari Liputan6.com, kue Nopia terbuat dari adonan bahan tepung terigu yang di dalamnya diisi dengan gula merah. Adonan tersebut kemudian dipanggang dengan tungku khusus yang terbuat dari tanah liat.
Proses pemanggangan Nopia butuh waktu sekitar 15 menit. Sementara sumber api untuk memanggang biasanya berasal dari kayu bakar pelepah pohon kelapa. Proses ini dilakukan demi menciptakan produk kue yang kulitnya memiliki tekstur keras namun renyah.
Di Kabupaten Banyumas, ada beberapa lokasi yang menjadi sentra Nopia, tepatnya di Desa Pekunden, Sudagaran, dan Kalisube. Desa Pekunden menjadi cikal bakal keberadaan Nopia di Banyumas.
Di desa itu, masyarakatnya telah menjadi perajin Nopia dan kemampuan itu diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang. Harga kue itu bervariasi tergantung besar kecilnya kemasan.
Satu kemasan misalnya, dihargai Rp24 ribu dan berisi 10 nopia. Kue ini cocok dijadikan oleh-oleh karena mudah dibawa ke mana-mana dan tahan lama.
Pontianak (ANTARA) - Bulan suci Ramadhan menjadi momen berkumpulnya keluarga di rumah untuk berbuka puasa bersama. Beberapa jenis kue khas Pontianak yang selalu dirindu dan diburu saat Ramadhan tiba karena hanya di momen bulan suci ini mudah ditemukan dibanding hari biasa. Soal rasa, selain enak juga nikmat. Kue Khas Pontianak tersebut, di antaranya kue batang burok, kue bingke, jorong-jorong, pengkang, lemang, patlau, bakwan Pontianak, chai kwe, dan ketupat sambal.
Kue batang burok, makanan ini mirip dengan risoles yang di zaman dulu merupakan makanan khas para bangsawan dan raja Kesultanan Kadariah Pontianak. Kue ini memiliki bentuk yang mirip dengan dadar gulung berisi kentang, wortel, bawang putih, yang ditumis lalu digulung.
Chef profesional di Pontianak Yudha Indra Pramanto mengatakan kue batang burok ini adalah kue khas kesultanan yang biasanya disajikan untuk raja di acara-acara khusus. Seiring berjalannya waktu makanan ini kini menjadi populer.
Hanya saja, masih banyak orang yang salah membuat kue ini dengan menambahkan rasa kari di dalamnya. Padahal aslinya hanya menggunakan kentang, daging, dengan rasa jintan yang kuat, sehingga mirip dengan opor. Kemudian, dituangkan santan kental di atasnya dan dikukus bersamaan maupun terpisah.
Selanjutnya, ada kue bingke yang merupakan kue khas Pontianak yang cocok menjadi menu berbuka puasa karena memiliki cita rasa yang khas, ada yang manis juga asin. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue ini adalah tepung beras, telur, gula pasir, dan santan kelapa. Varian kue bingke juga banyak, seperti bingke berendam, bingke kentang, bingke susu, dan lainnya.
Ada juga chai kue, makanan yang dibuat dari tepung sagu dan tepung beras yang dimasak dengan cara dikukus, diisi berbagai varian toping, seperti kucai, kacang, dan bengkuang. Di atas kue diberi minyak bawang sebagai penambah cita rasa. Kue ini menjadi kuliner khas Pontianak yang berkaitan dengan budaya Tionghua.
Sebenarnya kue ini berasal dari budaya Tionghoa yang disebut choi pan, tapi menjadi khas di Pontianak dan sudah tersebar luas. Di sini varian isian chai kue sudah beragam. Dari yang awalnya hanya bengkuang berkembang menjadi isian kacang, kacang hijau, keladi, ayam, kucai, rebung, dan lain-lain. Bahkan sekarang ada varian gorengnya juga. Varian chai kue yang semakin bervariatif membuat kue ini menjadi yang diburu masyarakat pada Bulan Ramadhan.
Lalu, jorong-jorong juga dapat menjadi menu pilihan untuk berbuka, rasanya yang manis dan dibungkus dengan daun pandan yang dibentuk seperti mangkuk persegi panjang sebagai wadah menjadi keunikan tersendiri, juga karena keharumannya. Kue tradisional ini berbahan dasar gula, santan, dan tepung.
Dalam keseharian kue jorong-jorong ini termasuk yang sangat populer dan banyak dicari oleh masyarakat. Tetapi, kue ini termasuk langka dan lebih banyak tersedia di saat Ramadhan. Makanya, jorong-jorong selalu diserbu masyarakat.
Selain itu, ada pengkang yang dibungkus dengan daun pisang dan diolah dari beras ketan lalu diletakkan di atas kue dan dimasak dengan cara dibakar. Kue ini memiliki aroma yang khas karena menggunakan daun pisang sebagai wadahnya.
Pengkang ini baru mulai digemari akhir-akhir ini, namun biasanya lebih populer sebagai oleh-oleh di kalangan turis. Makanan ini bukan termasuk yang paling dicari karena harganya cukup lumayan mahal di kisaran Rp10.000.
Yudha menjelaskan keunikan makanan ini terletak pada proses pembuatannya yang dibakar saat setengah matang dan diisi udang ebi cukup banyak dan penyajiannya dengan sambal kepah yang pedas dan gurih.
Kemudian, ada pula ketupat sambal yang sudah menjadi legenda dan kini mulai sulit ditemui. Ketupat daun dirobek tengahnya lalu diberi sambal udang rebon yang khas. Rasa yang pedas gurih membuat makanan ini selalu dicari oleh masyarakat Pontianak.
Ketupat sambal ini satu di antara makanan legenda karena dari dulu menjadi menu favorit jajanan pasar yang selalu dicari. Sekarang sudah langka, kalau pun ada tidak menggunakan daun untuk membungkus ketupatnya, lebih banyak yang menggunakan plastik.
Makanan selanjutnya adalah bakwan Pontianak yang terkenal dengan daun kucai di dalam adonannya. Bentuk bakwan yang bulat biasanya diberi taburan udang rebon atau udang basah di atasnya, dengan kisaran harga Rp1.000-Rp5.000.
"Berbuka puasa itu kan identik dengan gorengan. Biasanya, yang dicari itu bakwan Pontianak yang identik dengan daun kucai. Ini yang tidak ditemukan di daerah lain, kecuali di Pontianak atau sekitar Kalimantan Barat. Jadi, memang sudah sangat identik dan tidak bisa dikesampingkan dari masyarakat Pontianak,” kata Chef Yudha.
Lemang juga populer di Pontianak dan sudah menjadi makanan sehari-hari. Makanan ini terbuat dari ketan yang dimasukkan ke dalam bambu yang dilapisi dengan daun pisang dan dibakar. Biasanya dijual menggunakan motor di pasar-pasar Pontianak.
Jadi yang berjualan lemang itu menggunakan motor dan mangkal di depan pasar-pasar yang ada di Pontianak, sehingga cukup populer. Lemang ini biasanya dijual dengan ketan putih ataupun dengan campuran ketan hitam dan disajikan bersama sambal.
Yang terakhir, ada patlau yang terbuat dari ketan yang dibentuk segitiga panjang yang dilapisi dengan daun pisang dan direbus. Makanan ini berasal dari suku Bugis, namun sudah tersebar di Pontianak seiring berjalannya waktu.
Patlau biasanya polos atau diberi kacang dalam adonannya. Digemari karena rasanya yang gurih dan awet disimpan berhari-hari. Patlau ini digandrungi pada Ramadhan dan hari raya karena cocok dimakan bersama rendang dan gulai.
Terkait dengan hubungan antara harga dengan rasa juga sangat berpengaruh. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue harus berkualitas karena sangat berpengaruh terhadap rasanya, khususnya kue tradisional.
Contohnya seperti jorong-jorong, itu harus menggunakan gula yang terbaik kemudian santan dan tepung yang terbaik karena jorong-jorong jika menggunakan bahan yang kurang bagus akan membuat kue cepat rusak meskipun biaya pembuatannya akan mengurangi harga dan modal.
Sama halnya dengan pembuatan kue tradisional yang lainnya karena rata-rata menggunakan santan, sehingga apabila penjual menggunakan santan yang berkualitas buruk, maka akan membuat kue tersebut cepat basi.
Jadi walaupun kue tradisional ini tidak dijual dengan harga yang selangit tentunya kita wajib berhati-hati dalam menentukan bahan untuk membuat kue tersebut karena akan membuat kualitas dari kue tersebut memiliki rasa dan ketahanan yang baik.
Pasar Ramadhan
Pasar atau juadah Ramadhan yang disediakan di lingkungan masjid dan tempat strategis lainnya di Kota Pontianak tahun ini dalam beberapa hari bulan suci ini cukup ramai dari tahun sebelumnya. Pencabutan PPKM COVID-19 dan ekonomi masyarakat mulai bangkit mendorong hal itu cukup antusias masyarakat, baik berjualan maupun yang membeli.
Penjual kue di Bazar Ramadhan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Nur mengatakan dalam beberapa hari memasuki Ramadhan masyarakat sangat ramai dan antusias dalam membeli takjil atau kue untuk berbuka di lokasi bazar. Kondisi saat ini sangat jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Saat bazar, beragam takjil dengan varian harga dijual di Bazar Ramadhan, seperti risoles, jorong-jorong , sosis solo, lemper, arem - arem, bakwan Pontianak dengan harga Rp2000. Getok, kue Sus seharga Rp3.000/butir, puyuh hai Rp2.500/ butir dan lainnya.
Peminat kue khas Pontianak cukup banyak karena beragam kue yang dijual. Untuk pembeli paling ramai di akhir pekan.
Keamanan Takjil
Untuk memastikan keamanan takjil atau menu berbuka puasa yang dijual pedagang kue di Kota Pontianak, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak melakukan pemeriksaan jajanan kue, tidak terkecuali di lokasi Bazar Ramadhan.
Pada momen masyarakat banyak membutuhkan kue berbuka, jangan sampai menu berbuka tidak sehat atau sesuai keamanan pangan. Untuk itulah setiap lokasi diambil sampel oleh BBPOM untuk memastikan apa yang dijual layak dikonsumsi. Khusus untuk pangan yang dikemas akan dilakukan pengecekan kemasan, label, izin edar dan kedaluwarsa.
"Menjelang puasa dan hari raya kita lakukan intensifikasi pengawasan pangan. BBPOM sudah melakukan pengecekan berkeliling ke beberapa distributor makanan untuk diuji," kata Kepala BBPOM Pontianak Fauzi Ferdiansyah.
Sejauh ini dari beberapa pemeriksaan, seperti di Bazar Ramadhan Masjid Raya Mujahidin tidak ada temuan yang serius setelah dilakukan pengujian beberapa sampel. Namun ada beberapa produk yang rusak, tapi dapat ditarik lalu dikembalikan ke penjualnya.
Imbauan kepada para pelaku usaha agar mengelola makanan dengan bersih, baik, dan menggunakan bahan yang aman untuk dikonsumsi terus digencarkan. Sehingga selain kue takjil laris juga layak dikonsumsi.
SUKABUMIUPDATE.com - Nastar adalah salah satu kue kering yang biasanya disajikan saat Hari Raya Idul Fitri. Kue Nastar terbuat dari adonan tepung terigu, mentega, dan telur yang diisi dengan selai nanas, cokelat, maupun rasa lainnya.
Nastar berasal dari kata dalam bahasa Belanda ananas dan taart. Bentuk Kue Lebaran ini yaitu bulat-bulat dengan diameter sekitar 2 cm. Ya, hari Lebaran 2023 nanti tentunya tidak bisa lepas dari hidangan aneka Kue Kering yang umumnya mempunyai rasa manis, seperti Nastar.
Resep Nastar Rendah Gula berikut bisa menjadi inspirasi untuk membuat kue lebaran yang aman dikonsumsi untuk penderita penyakit tertentu. Ya, karena rendah gula, maka Kue Nastar ini bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes atau pun kencing manis.
Campur nanas madu, gula aren, kayu manis, cengkeh, garam, dan air jeruk nipis atau lemon. Masak di atas api kecil sambil terus diaduk hingga menjadi selai yang kering dan kental.
Campur margarin, mentega, kuning telur, dan gula halus. Kocok hingga rata menggunakan mixer gigi spiral selama 2 menit.
Masukkan tepung terigu, tepung maizena, dan susu bubuk sambil diaduk menggunakan spatula hingga tercampur rata.
Ambil ½ sdm adonan kulit bentuk bulat pipih. Isi dengan ½ sdt selai nanas. Bentuk menjadi bulat.
Susun adonan yang telah dibentuk dan diisi selai nanas di atas loyang yang telah dioleskan margarin. Oleskan adonan nastar dengan bahan olesan.
Panggang adonan di dalam oven dengan suhu 160°C selama 25 menit atau hingga kue matang.
Bukan hanya dipecat dari pekerjaannya, bisnis yang ia rintis juga hancur gara-gara ulah sang mantan tunangan.
Kisah pilu ini dialami seorang wanita bernama Bieatie.
Kejadian memilukan ini sebenarnya terjadi di tahun 2019 silam.
Sudah hampir empat tahun berlalu, ia masih mengingat kejadian pilu tersebut setiap bulan Ramadan tiba.
"Sebelumnya saya bekerja di sebuah kedai. Cerita berawal setelah saya dipecat karena mengambil cuti untuk pulang kampung. alasan mereka memecat saya juga tidak logis," ujar Bieatie.
Dipecat dari pekerjaan, Bieatie memutuskan untuk membuka bisnis kue kering lebaran kecil-kecilan.
"Saya mulai hidup baru. Saya berpikir untuk jualan saja karena sudah masuk bulan Ramadan. Saya memakai uang tabungan sebagai modal. Tidak banyak, tapi bisa digunakan untuk modal bisnis kue kering lebaran," lanjutnya, seperti TribunTrends kutip dari mStar.
Hanya bermodalkan uang RM750 (sekitar Rp 2,5 juta), Bieatie menyewa sebuah lapak di bulan Ramadan tahun 2019.
Namun ia mulai menaruh curiga pada pihak pemberi sewa.
"Saya menyewa sebuah lapak seharga Rp750 untuk berjualan kue lebaran yang saya buat sendiri. Setelah saya bayar, saya baru diberitahu kalauharga sewa tersebut hanya untuk separo bagian lapak. Tempatnya pun sangat kecil dan sempit untuk saya berjualan," beber wanita berusia 26 tahun ini.
Nahas, ingin meminta uangnya kembali karena tidak cocok dengan tempat yang sempit, Bieatie justru mendapat perlakuan tak enak.
"Saya berdiskusi dengan pihak pengurus untuk mengembalikan uang saya, karena saya ingin mencoba di tempat lain. Sayang, uang saya hangus begitu saya. Mereka (penyelenggara) menyewakan tempat tersebut ke orang lain tapi uang saya tidak dikembalikan," pilunya.
Saat mengalami masalah ini, tiba-tiba mantan tunanganBieatie datang dan menawarkan bantuan.
Nur Salmiah, salah satu penjual kue tradisional khas Banjar. Bersama suaminya, Nur Salmiah tampak sibuk melayani pembeli di Pasar Ramadhan. Sembari melayani pembeli, TribunKaltara.com melakukan wawancara Bersama Ibu Nur Salmiah, atau yang akrab disapa Acil Nunuy.
Pasangan suami istri ini sudah puluhan tahun berjualan kue tradisonal khas Banjar Kalimantan Selatan.Kuenya langsung dibuat sendiri oleh tangan Acil Nunuy, tentunya dibantu sang suami.
Dikatakan Nur Salmiah, atau yang dikenal familiar warga Tarakan Acil Nunuy, aneka kue yang dijualkan rerata berada di harga Rp 20 ribu, ada juga Rp 30 ribu per mika. Untuk modal sendiri kurang lebih ia siapkan Rp 5 juta untuk 40 loyang yang diproduksi per harinya.
Dan selain berjualan di Pasar Ramadhan, ia juga membuka cabang di tiga lokasi lainnya tersebar di Tarakan. Di antaranya ada di depan Karaoke Fantasi Kelurahan Sebengkok, Hangtuah, dan Warung Halidah Coto Banjar.
“Jadi kue-kue ini berasal dari Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kalau alamat kami ada di Jalan Lestari dekat pegadaian, ada pasar lama di daerah Kalsel. Kalau Acil jualannya sudah sejak tahun 1996, sudah lama,” aku Acil Nunuy.
Setiap harinya ia melayani pemesanan dari orang-orang. Karena ada kegiatan Pasar Ramadhan, ia juga ikut mengambil kesempatan mengais rezeki di Pasar Ramadhan.
Berbagai takjil yang ia jual di antaranya ada kue sari muka, bingka mawar, keraraban, amparan tatak pisang, sesumapan, pepare, babongko, rawan sari dan babongko.
Dikatakan proses pembuatan kue tradisional khas Banjar sendiri khususnya sari muka, harus menyediakan tepung beras, santan dan gula merah dan tidak menggunakan gula apalagi sari manis.
Takarannya sendiri, satu loyang kue tradisional khas Banjar terdiri dari tepung beras dua bungkus, beras 1 kg, gula merah setengah kg, gula putih seperempat kg dan santan kelapa dua biji. Nama kuenya Sari Moka Ketan. Harga jualnya seporsi Rp 20 ribu per mika. Dalam satu Loyang bisa dibagi menjadi 12 iris atau 12 potong.
Untuk kue tradisional khas Bajar yakni, bingka kentang dihargai Rp 15 ribu, dan bingka mawar Rp 30 ribu, pare dihargai Rp 10 ribu. Perbedaaan bingka kentang dan mawar terletak pada bahannya. Jika bingka kentang menggunakan tepung, bingka mawar hanya menggunakan telur 15 biji, kelapa 6 biji, kentang 3kg dan gula pasir. Kemarin dijualkan sekitar 40 loyang. Di Pasar Ramadan ada sekitar 10 loyang dan cepat habis. “Kemarin laris yang sari muka,” ujarnya.
Untuk jenis sari muka ia buat empat macam dengan berbagai rasa ada cokelat dan rasa pandan hijau. “Acil buantnya dari pukul 02.00 WITA saat sahur subuh. Tidak ada istirahat. Ada anak buah, tapi turun pagi jam 7 baru bantu. Lanjut siang jualan jadi istirahatnya cuma waktu malam setelah Isya,” tukasnya.
TEMPO.CO, Jakarta - Di Lombok, Nusa Tenggara Barat ada beberapa kue khas asal sana yang cocok dijadikan menu takjil.
Dikutip dari ntbprov.go.id Lombok tidak hanya terkenal dengan kekayaan alam yang mengagumkan seperti Gunung Rinjani, hingga tempat wisata religi Masjid Islamic Center. Lombok juga memiliki deretan kuliner yang cocok dijadikan menu takjil. Memasuki bulan Ramadan ada banyak jenis kuliner yang bisa menjadi pilihan takjil. Berikut beberapa rekomendasinya, dikutip dari datulomboktour.com.
1. Kue karake
Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang dibungkus dengan kulit jagung. Dilihat dari kekenyalan dn warnanya yang coklat ini menyeriupai jenang Jawa. Bentuknya unik karena memiliki tiga benjolan yang jarang ada pada bentuk kue pada umumnya.
Kue Karake. Foto: Bukalapak
2. Tumbek
Kue ini terbuat dari tepung ketan dengan gula merah. Hampir mirip kerake hanya saja kue ini ditambahkan kelapa di dalamnya. Tumbek dibungkus oleh lilitan kelapa.
3. Kue crocot
Bentuk kue ini sangat unik karena bungkusannya menyerupai terompet kecil yang dibuat dari lilitan daun kelapa. Meskipun di pulau Jawa kita bisa menemukan kue yang serupa tetapi jika di Lombok kue ini memiliki khas penambahan daging buah rotan ke dalam kue.
4. Kelepon kecerit
Kelepon ini sekilas mirip dengan kelepon di darah Jawa. Hanya saja kelepon khas dari Lombok, Nusa Tenggara Barat ini memiliki bentuk memanjang aau lonjong. Penambhaan kata kecirit berasal dari sensasi muncrat gula merah ketika digigit di dalam mulut.
5. Batun bedil
Sepintas makanan ini terlihat seperti kolak biji salak. Namun bedanya makanan khas NTB ini bola-bola kuningnya bukan berasal dari campuran ubi, melainkan tepung ketan, tepung beras dan tepung kanji. Kuah yang dipadukan dengan bola-bolanya terbuat dari rebusan gula merah dan daun pandan nikmat buat sajian menu takjil Anda hari ini. Tak hanya di Lombok, kue ini juga cukup terkenal di Pulau Bali.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klikhttps://t.me/tempodotcoupdateuntuk bergabung.
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Berburu takjil adalah kegiatan yang ditunggu saat bulan Ramadhan. Tak terkecuali bagi warga Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara.
Liputan6.com, Banjarmasin Masyarakat Banjarmasin bersyukur, kembali bertemu dengan Bulan Suci Ramadan 1444 Hijriah. Selain bulan penuh ibadah, budaya penyertanya pun seperti Pasar Wadai (kue) menjadi salah satu momen untuk menikmati kudapan atau kue-kue khas Banjar.
Sejak dahulu beragam kue khas Banjar, disebutkan wadai 40 macam dan sangat langka, kembali ditemukan kue-kue tersebut. Di Pasar Wadai inilah, masyarakat dapat menjumpai beberapa jenis dari 40 macam tersebut.
Pasar Wadai yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyediakan beraneka macam kue-kue tradisional dan kue kekinian, termasuk juga lauk pauk dan sayuran dapat ditemui. 100 stan (lapak) disediakan dan diisi oleh pelaku UMKM Kalsel di jalan Jenderal Sudirman Banjarmasin.
Lapak Wadai Hj Jiah menjadi salah satu pedagang yang menyediakan kue-kue basah khas Banjar. Antara lain Bingka, Ipau, Sumapan, Sarikaya Kelapa, Amparan Tatak Pisang, Kararaban, Lapis India, dan Lakatan. Kemudian ada pula agar-agar Pisang, Nangka, Gula Habang, Tapai, serta es segar.
“Senang ulun (saya) bisa berjualan wadai khas Banjar, semua wadai Ini kesenanganku, aku senang makan wadai ini jadi aku katuju (suka) bejualan nang kaya (seperti) ini,” cerita Jiah (73) saat ditemui di Pasar Wadai Pemprov Kalsel, Kamis (23/3/2023).
Dirinya mengaku jika menyukai semua kue-kue khas Banjar. Di balik itu, ada satu kue yang paling digemari di antara kue lainnya yakni Wadai Nyiur Anum (kue kelapa muda).
“Senang ai semuanya, tapi yang paling disenangi ini wadai nyiur anum, itu yang paling hebat, paling nyaman, paling enak, tapi kurang urang tahu,” lanjutnya sambil memperlihatkan wadai Nyiur Anum itu.
Adapun bahan dasar dari wadai dimaksud yakni kelapa muda, santan, telur, gula, tanpa menggunakan air tambahan. Proses memasaknya dengan cara dikukus.
Simak juga video pilihan berikut:
Buah kurma baik jika dikonsumsi selama bulan puasa. Manfaat buah kurma bisa dirasakan apabila dikonsumsi saat buka puasa maupun saat sahur.
2 dari 3 halaman
Nyiur Anum Pecah di Lidah
Beberapa wadai khas Banjar dijual dengan cara terpotong atau diiris-iris namun ada yang dijual per loyang. Termasuk wadai Nyiur Anum, dijual dengan per loyang dengan harga Rp 30.000.
“Wadai khas yang ini asli, kada kawa ditatak (tidak bisa dipotong), kalau ini enak banar dan pecah di ilat (lidah), ini kalo memakan ini nyaman banar rasanya endes tuh pang,” tambah Ijah penuh semangat.
Beberapa wadai dijual dengan variasi harga dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per iris. Bingka Rp 30.000 per loyang, Ipau Rp 20.000 per kotak, lapis india Rp 20.000, sedangkan varian wadai agar-agar Rp 10.000 per iris.
Harga yang diberikan tidak begitu tinggi, ukuran kuenya pun tidak terbilang kekecilan. Kehadiran berjualan di Pasar Wadai membuatnya bersyukur dapat lapak yang diperoleh dengan gratis dari Pemprov Kalsel.
Perempuan paruh baya yang telah bertahun-tahun berjualan kue khas ini, kini dibantu oleh sanak keluarga. Lima karyawan yang membantunya bukanlah orang lain, melainkan anak-anak, menantu dan cucu sendiri.
“Semoga tahun depan dapat kesempatan lagi mengisi pasar wadai ramadan seperti ini, juga bagi pengelola dan kita semua mendapat berkah,” harap Ijah.
3 dari 3 halaman
Pasar Ramadan Banjarmasin
Sementara itu, Puput salah satu pembeli menyambut gembira dengan hadirnya Pasar Wadai di tahun ini, dia bersama rekannya dapat menemukan beberapa kue khas yang belum pernah dirasakan.
“Mumpung masih Ramadan, jadi banyak jenis kue yang dicoba mungkin bisa coba-coba kue yang masih belum dicoba,” ujar Puput.
Gadis Banjar yang lama tinggal di provinsi tetangga ini pun mengakui jika belum semua jenis kue Banjar sudah dirasakannya. Selain di luar bulan Ramadan kini sudah sulit dijumpai kue-kue tradisional.
Dia pun berharap kiranya kue-kue khas Banjar bisa ditemukan di mana saja dan bahkan di luar bulan Ramadan.